Pembelajaran
Abad 21 dan Peran Guru Abad 21
Revolusi dan perkembangan zaman tidak sedikit memiliki
pengaruh terhadap dunia pendidikan. Unsur yang paling merasakan dampak dari
perubahan zaman tersebut adalah guru dan peserta didiknya. Peran guru dan siswa
di sekolah akan menentukan model pembelajaran seperti apa yang cocok digunakan,
sehingga akan mendorong suasana belajar yang kondusif, efektif, produktif dan
menyenangkan.
Sejak berdirinya sekolah di Indonesia hingga pada berakhirnya
penggunaan kurikulum 1994, pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher
centered). Guru berperan sebagai sumber belajar dan pengendali belajar.
Pembelajaran yang berpusat pada guru memberikan otoritas kegiatan belajar
mengajar sepenuhnya dipegang oleh guru. Sehingga guru dituntut untuk menjadi
sempurna, bisa melakukan segala hal di kelas.
Semua hal yang ada di dunia ini kecuali hukum dan aturan
agama tentunya memiliki dampak positif dan negatif. Begitu pula yang dimiliki
oleh pembelajaran yang berpusat pada guru. Karena guru dituntut menjadi
sempurna, maka untuk menjadi seorang guru tidaklah mudah. Guru harus memiliki
pengetahuan yang jauh melebihi peserta didiknya.
Kegiatan belajar mengajar di kelas terkesan kaku karena
penyampaian materi hanya di lakukan oleh guru. Metode belajar yang digunakan
tidak beragam dan yang sering digunakan hanya metode ceramah dan tanya jawab.
Semua bergerak atas dasar perintah dan keinginan guru. Peserta didik bertindak
atas arahan guru, sehingga guru sangat berpengaruh terhadap pembentukan karakter
siswa.
Kegiatan pembelajaran pada masa ini mengandalkan hafalan
dan ketekunan untuk menciptakan peserta didik menjadi manusia yang berkualitas,
tidak berdasarkan pemahaman yang ditemukan setelah memperoleh makna dan esensi
dari suatu pembelajaran. Dalam melakukan hafalan mentut siswa untuk menggunakan
media pembelajaran hanya terbatas pada buku saja. Dengan menghafal, siswa mampu
mengusai suatu materi secara detail namun kurang memahami secara bermakna.
Sumber dan media pembelajaran terbatas pada pengetahuan yang
dimiliki guru dan buku-buku bacaan pegangan guru. Hal inilah yang membuat
pemanfaatan lingkungan dan penggunaan teknologi modern tidak berkembang. Peserta
didik belajar dengan media yang telah disediakan guru di kelas. Peserta didik
hanya menerima apa yang diberikan guru, melakukan hafalan, dan memperoleh nilai
dari apa yang telah dikuasai melalui hafalan.
Guru tidak hanya harus menguasai pengetahuan saja, tetapi
juga harus memahami karakteristik peserta didik yang beragam dan memiliki
kebutuhan yang berbeda-beda. Peran guru di abad 21 ini sangat beragam dan tidak
sedikit. Guru berperan sebagai sumber belajar, motivator, fasilitator,
psikolog, pengendali kelas, dan masih banyak lagi peran guru baik di kelas, di
sekolah maupun di luar sekolah.
Peran guru tidak berlaku hanya di sekolah saja. Di luar
sekolah peran guru sangat diperhitungkan. Guru berperan sebagai wakil
masyarakat yang dianggap mampu menjadi pelopor dari hidupnya suatu kegiatan di
masayarakat. Masyarakat berpendapat guru adalah orang yang memiliki kemampuan
berbicara di depan umum, sehingga guru sering kali ditunjuk untuk memberikan
sambutan dan masukan dalam suatu kegiatan yang berlangsung di masyarakat.
Guru juga dijadikan teladan bagi masyarakat, sering kali
guru dimintai pendapat untuk memberikan pertimbangan dalam pemecahan suatu
masalah. Guru harus menjadi profesional di manapun ia berada, baik di wilayah
pendidikan maupun sedang berada di tengah-tengah masyarakat.
Ciri guru profesional antara lain adalah dapat berperan
sesuai dengan keadaan yang dihadapinya. Ketika guru dihadapkan dengan
permasalahan internal siswa, misalnya kesulitan siswa dalam belajar, tentu guru
harus dapat berperan sebagai psikolog. Guru harus mampu menganalisis dan
mendiagnosa kesulitan siswa dalam belajar. Sehingga guru dapat memberikan
tindakan yang sesuai dan dapat memberikan solusi yang baik dan berdampak pada
perubahan yang lebih baik.
Lahirnya abad 21 ditandai dengan adanya perubahan dalam
segala aspek kehidupan yang dapat diamati dari penggunaan teknologi komunikasi
dan informasi modern dan kebebasan individual dalam mengekspresikan dirinya.
Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi sangat
pesat dan begitu menakjubkan. Keinginan manusia untuk mempermudah pekerjaannya
tertuang dalam karya-karya teknologi yang semakin canggih, dan rumit namun
fleksibel dan mudah digunakan.
Adanya globalisasi turut mendukung kemajuan teknologi
komunikasi dan informasi. Globalisasi mendorong masyarakat hijrah pada
penggunaan teknologi modern yang dapat memberikan kemudahan berkomunikasi dan
memperoleh informasi. Dengan teknologi modern ini, jarak bukan lagi hambatan
yang berarti. Dunia seakan tidak ada jurang pemisah antara suatu negara dengan
negara lainnya.
Salah satu teknologi yang hingga ini marak digunakan dan
digandrungi dari berbagai kalangan adalah internet. Internetlah yang telah
merubah dunia menjadi terasa mudah dijangkau. Internet membantu komunikasi
lebih lancar dan cepat serta informasi tersebar luas dan dapat diperoleh di
manapun kita ingin mengaksesnya.
Dunia pendidikan pun saat ini bergantung pada internet
dengan aplikasi yang disediakannya. Internet dapat digunakan sebagai sumber
belajar, sumber memperoleh dan berbagi informasi, pengumpulan tugas, melakukan
kegiatan pembelajaran, bahkan melakukan evaluasi seperti ujian dapat dilakukan
menggunakan internet.
Internet kini telah mendominasi proses kegiatan belajar
mengajar baik di sekolah formal yang memiliki bangunan maupun sekolah formal
yang menerapkan sistem belajar jarak jauh yang menggunakan e-learning. Penggunaan
internet sangat memudahkan kita untuk mengakses berbagai informasi untuk menunjang
pemebelajaran di kelas, di rumah dan di manapun kita berada. Inilah yang
menjadi tantangan bagi soerang guru di abad 21 agar dapat berdampingan dengan
internet dalam setiap kegiatan belajar.
Terdapat hambatan dalam penggunaan internet oleh guru
yang saat mereka belajar dahulu belum mengenal komputer dan internet. Jangankan
menggunakan internet, menghidupkan komputer saja butuh waktu lama untuk dapat melakukannya
sesuai dengan prosedur yang benar. Dalam usia tua sulit bagi mereka untuk
belajar dengan cepat, apalagi jika tidak dibarengi dengan latihan intensif dan
dampingan pembimbingan yang berkompeten di bidangnya.
Apa dampak yang diterima jika hal tersebut terus
berkelanjutan?
Guru akan mengalamami ketertinggalan dalam bidang
teknologi komunikasi dan informasi. Bagi dirinya pribadi hal tersebut bukan
masalah besar. Namun perannya sebagai guru tidak akan maksimal sebagai guru
profesional. Peserta didik dengan usia muda dan rasa ingin tahu yang cukup
besar, memungkinkan dirinya untuk menyelami dunia maya dan menggunakan
fasilitas yang tersedia.
Tidak sedikit peserta didik yang sudah memiliki akun facebook,
twitter, you tube, dan aplikasi lainnya. Lalu bagaimana dengan gurunya?
Guru yang mengalami gagap teknologi akan mengalami kesulitan dalam memberikan
pengawasan terhadap peserta didiknya di dunia maya. Guru ‘gaptek’ tidak
megetahui apa yang dilakukan peserta didiknya di dunia maya.
Perilaku pesrta didik di dunia maya sangat beragam. Tidak
sedikit peserta didik yang berperilaku tidak sopan, brutal, tidak jujur maupun
pornigrafi. Perilaku itu terjadi karena mereka merasa tindakan mereka tidak
diketahui oleh guru maupun orang tuanya.
Banyak peristiwa tidak menyenangkan yang terjadi antara
peserta didik dengan gurunya akibat salah mengekspresikan diri. Rasa kesal
seorang peserta didik kepada gurunya yang dituangkan dalam jejaring sosial
dengan cara mencaci menggunakan kata-kata kasar sering kali menimbulkan
pertengkaran di antara keduanya dan berujung pada hubungan yang tidak baik.
Jika sudah demikian, mau tidak mau guru harus belajar
menggunakan komputer dan internet sehingga dapat melakukan pengawaswan terhadap
peserta didiknya di dunia maya. Oleh karena itu, menjadi suatu kewajiban bagi
guru untuk memperbaharui informasi terbaru dan belajar terus-menerus sepanjang
hayatnya.
Pembelajaran di abad 21 memerlukan fleksibelitas guru dan
peserta didik dalam menggunakan metode
dan model pembelajaran. Guru harus dapat membaca apa yang dibutuhkan dan
diharapkan peserta didiknya.
Guru harus dapat mempersiapkan peserta didiknya agar
mampu mengahadapi arus globalisasi yang deras yang sewaktu-waktu dapat
menyeretnya tenggelam dalam dampak negatif globalisasi.
Selain profesionalitas dan pengetahuan, yang harus
ditingkatkan oleh guru dalam memberikan pembelajaran terhadap peserta didik
adalah ilmu dan pengetahuan agama. Dasar agama yang kuat yang ditanamkan kepada
peserta didik akan mampu menolong peserta didik dari ketersesatan dalam arus
globalisasi.
Secara singkat, guru masa depan
diharapkan mampu membuat suasana belajar menjadi suasana yang nyaman dan
menyenangkan serta mampu memodelkan apa yang diharapkan dari para siswanya,
seperti ia sendiri harus mampu menilai situasi secara kritis, memprediksi apa
yang akan terjadi, dan kemudian mencoba menanggulangi situasi yang dihadapi.