Minggu, 13 Januari 2013

Pembelajaran Abad 21

Pembelajaran Abad 21 dan Peran Guru Abad 21

Revolusi dan perkembangan zaman tidak sedikit memiliki pengaruh terhadap dunia pendidikan. Unsur yang paling merasakan dampak dari perubahan zaman tersebut adalah guru dan peserta didiknya. Peran guru dan siswa di sekolah akan menentukan model pembelajaran seperti apa yang cocok digunakan, sehingga akan mendorong suasana belajar yang kondusif, efektif, produktif dan menyenangkan.
Sejak berdirinya sekolah di Indonesia hingga pada berakhirnya penggunaan kurikulum 1994, pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered). Guru berperan sebagai sumber belajar dan pengendali belajar. Pembelajaran yang berpusat pada guru memberikan otoritas kegiatan belajar mengajar sepenuhnya dipegang oleh guru. Sehingga guru dituntut untuk menjadi sempurna, bisa melakukan segala hal di kelas.
Semua hal yang ada di dunia ini kecuali hukum dan aturan agama tentunya memiliki dampak positif dan negatif. Begitu pula yang dimiliki oleh pembelajaran yang berpusat pada guru. Karena guru dituntut menjadi sempurna, maka untuk menjadi seorang guru tidaklah mudah. Guru harus memiliki pengetahuan yang jauh melebihi peserta didiknya.   
Kegiatan belajar mengajar di kelas terkesan kaku karena penyampaian materi hanya di lakukan oleh guru. Metode belajar yang digunakan tidak beragam dan yang sering digunakan hanya metode ceramah dan tanya jawab. Semua bergerak atas dasar perintah dan keinginan guru. Peserta didik bertindak atas arahan guru, sehingga guru sangat berpengaruh terhadap pembentukan karakter siswa.
Kegiatan pembelajaran pada masa ini mengandalkan hafalan dan ketekunan untuk menciptakan peserta didik menjadi manusia yang berkualitas, tidak berdasarkan pemahaman yang ditemukan setelah memperoleh makna dan esensi dari suatu pembelajaran. Dalam melakukan hafalan mentut siswa untuk menggunakan media pembelajaran hanya terbatas pada buku saja. Dengan menghafal, siswa mampu mengusai suatu materi secara detail namun kurang memahami secara bermakna.
Sumber dan media pembelajaran terbatas pada pengetahuan yang dimiliki guru dan buku-buku bacaan pegangan guru. Hal inilah yang membuat pemanfaatan lingkungan dan penggunaan teknologi modern tidak berkembang. Peserta didik belajar dengan media yang telah disediakan guru di kelas. Peserta didik hanya menerima apa yang diberikan guru, melakukan hafalan, dan memperoleh nilai dari apa yang telah dikuasai melalui hafalan.
Guru tidak hanya harus menguasai pengetahuan saja, tetapi juga harus memahami karakteristik peserta didik yang beragam dan memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Peran guru di abad 21 ini sangat beragam dan tidak sedikit. Guru berperan sebagai sumber belajar, motivator, fasilitator, psikolog, pengendali kelas, dan masih banyak lagi peran guru baik di kelas, di sekolah maupun di luar sekolah.
Peran guru tidak berlaku hanya di sekolah saja. Di luar sekolah peran guru sangat diperhitungkan. Guru berperan sebagai wakil masyarakat yang dianggap mampu menjadi pelopor dari hidupnya suatu kegiatan di masayarakat. Masyarakat berpendapat guru adalah orang yang memiliki kemampuan berbicara di depan umum, sehingga guru sering kali ditunjuk untuk memberikan sambutan dan masukan dalam suatu kegiatan yang berlangsung di masyarakat.
Guru juga dijadikan teladan bagi masyarakat, sering kali guru dimintai pendapat untuk memberikan pertimbangan dalam pemecahan suatu masalah. Guru harus menjadi profesional di manapun ia berada, baik di wilayah pendidikan maupun sedang berada di tengah-tengah masyarakat.
Ciri guru profesional antara lain adalah dapat berperan sesuai dengan keadaan yang dihadapinya. Ketika guru dihadapkan dengan permasalahan internal siswa, misalnya kesulitan siswa dalam belajar, tentu guru harus dapat berperan sebagai psikolog. Guru harus mampu menganalisis dan mendiagnosa kesulitan siswa dalam belajar. Sehingga guru dapat memberikan tindakan yang sesuai dan dapat memberikan solusi yang baik dan berdampak pada perubahan yang lebih baik.
Lahirnya abad 21 ditandai dengan adanya perubahan dalam segala aspek kehidupan yang dapat diamati dari penggunaan teknologi komunikasi dan informasi modern dan kebebasan individual dalam mengekspresikan dirinya.
Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi sangat pesat dan begitu menakjubkan. Keinginan manusia untuk mempermudah pekerjaannya tertuang dalam karya-karya teknologi yang semakin canggih, dan rumit namun fleksibel dan mudah digunakan.
Adanya globalisasi turut mendukung kemajuan teknologi komunikasi dan informasi. Globalisasi mendorong masyarakat hijrah pada penggunaan teknologi modern yang dapat memberikan kemudahan berkomunikasi dan memperoleh informasi. Dengan teknologi modern ini, jarak bukan lagi hambatan yang berarti. Dunia seakan tidak ada jurang pemisah antara suatu negara dengan negara lainnya.
Salah satu teknologi yang hingga ini marak digunakan dan digandrungi dari berbagai kalangan adalah internet. Internetlah yang telah merubah dunia menjadi terasa mudah dijangkau. Internet membantu komunikasi lebih lancar dan cepat serta informasi tersebar luas dan dapat diperoleh di manapun kita ingin mengaksesnya.
Dunia pendidikan pun saat ini bergantung pada internet dengan aplikasi yang disediakannya. Internet dapat digunakan sebagai sumber belajar, sumber memperoleh dan berbagi informasi, pengumpulan tugas, melakukan kegiatan pembelajaran, bahkan melakukan evaluasi seperti ujian dapat dilakukan menggunakan internet.
Internet kini telah mendominasi proses kegiatan belajar mengajar baik di sekolah formal yang memiliki bangunan maupun sekolah formal yang menerapkan sistem belajar jarak jauh yang menggunakan e-learning. Penggunaan internet sangat memudahkan kita untuk mengakses berbagai informasi untuk menunjang pemebelajaran di kelas, di rumah dan di manapun kita berada. Inilah yang menjadi tantangan bagi soerang guru di abad 21 agar dapat berdampingan dengan internet dalam setiap kegiatan belajar.
Terdapat hambatan dalam penggunaan internet oleh guru yang saat mereka belajar dahulu belum mengenal komputer dan internet. Jangankan menggunakan internet, menghidupkan komputer saja butuh waktu lama untuk dapat melakukannya sesuai dengan prosedur yang benar. Dalam usia tua sulit bagi mereka untuk belajar dengan cepat, apalagi jika tidak dibarengi dengan latihan intensif dan dampingan pembimbingan yang berkompeten di bidangnya.
Apa dampak yang diterima jika hal tersebut terus berkelanjutan?
Guru akan mengalamami ketertinggalan dalam bidang teknologi komunikasi dan informasi. Bagi dirinya pribadi hal tersebut bukan masalah besar. Namun perannya sebagai guru tidak akan maksimal sebagai guru profesional. Peserta didik dengan usia muda dan rasa ingin tahu yang cukup besar, memungkinkan dirinya untuk menyelami dunia maya dan menggunakan fasilitas yang tersedia.
Tidak sedikit peserta didik yang sudah memiliki akun facebook, twitter, you tube, dan aplikasi lainnya. Lalu bagaimana dengan gurunya? Guru yang mengalami gagap teknologi akan mengalami kesulitan dalam memberikan pengawasan terhadap peserta didiknya di dunia maya. Guru ‘gaptek’ tidak megetahui apa yang dilakukan peserta didiknya di dunia maya.
Perilaku pesrta didik di dunia maya sangat beragam. Tidak sedikit peserta didik yang berperilaku tidak sopan, brutal, tidak jujur maupun pornigrafi. Perilaku itu terjadi karena mereka merasa tindakan mereka tidak diketahui oleh guru maupun orang tuanya.
Banyak peristiwa tidak menyenangkan yang terjadi antara peserta didik dengan gurunya akibat salah mengekspresikan diri. Rasa kesal seorang peserta didik kepada gurunya yang dituangkan dalam jejaring sosial dengan cara mencaci menggunakan kata-kata kasar sering kali menimbulkan pertengkaran di antara keduanya dan berujung pada hubungan yang tidak baik.
Jika sudah demikian, mau tidak mau guru harus belajar menggunakan komputer dan internet sehingga dapat melakukan pengawaswan terhadap peserta didiknya di dunia maya. Oleh karena itu, menjadi suatu kewajiban bagi guru untuk memperbaharui informasi terbaru dan belajar terus-menerus sepanjang hayatnya. 
Pembelajaran di abad 21 memerlukan fleksibelitas guru dan peserta didik  dalam menggunakan metode dan model pembelajaran. Guru harus dapat membaca apa yang dibutuhkan dan diharapkan peserta didiknya.
Guru harus dapat mempersiapkan peserta didiknya agar mampu mengahadapi arus globalisasi yang deras yang sewaktu-waktu dapat menyeretnya tenggelam dalam dampak negatif globalisasi.
Selain profesionalitas dan pengetahuan, yang harus ditingkatkan oleh guru dalam memberikan pembelajaran terhadap peserta didik adalah ilmu dan pengetahuan agama. Dasar agama yang kuat yang ditanamkan kepada peserta didik akan mampu menolong peserta didik dari ketersesatan dalam arus globalisasi.
Secara singkat, guru masa depan diharapkan mampu membuat suasana belajar menjadi suasana yang nyaman dan menyenangkan serta mampu memodelkan apa yang diharapkan dari para siswanya, seperti ia sendiri harus mampu menilai situasi secara kritis, memprediksi apa yang akan terjadi, dan kemudian mencoba menanggulangi situasi yang dihadapi.


           

Manajemen Keuangan Pendidikan